Selasa, 01 Mei 2012

Sisi lain korea selatan

Ekonomi, aspirasi, luar negeri Mei 10th, 2011

” Etos kerja orang Jepang adalah 5 kali lipat dari etos kerja orang Indonesia , sedangkan etos kerja penduduk Korea Selatan adalah 3 kali lipat dari etos kerja penduduk Jepang . Kesimpulanya , untuk bisa seperti Korea Selatan yang sekarang ini , penduduk Indonesia mesti meningkatkan etos kerjanya 15 kali lipat dari etos kerja saat ini ” . Kurang lebih seperti itu kata teman saya , secara pastinya saya sendiri masih belum yakin . Salah satu stasiun televisi swasta Indonesia juga pernah memberitakan bahwa Korea Selatan merupakan negara tercanggih kedua di bidang teknologi dan sarana informatika . Tidak hanya itu , saya juga pernah membaca di berita online yang menuliskan bahwa pendapatan perkapita penduduk korea selatan adalah kisaran 30 juta rupiah perbulanya . Ironisnya , di negeri yang penuh prestasi seperti itu masih banyak juga adanya pemandangan pengemis dan gelandangan .
Sedikit berbeda dengan pengemis dan gelandangan di Indonesia . Di Indonesia mereka ada mungkin karena memang minimnya lapangan pekerjaan  dan itu sebagai  ” pekerjaan ” . Pakaian yang di kenakan kucel dan kotor . Merata disegala umur , dari anak anak hingga manula . Keberadaanya selalu di kejar kejar petugas satpol PP . Sementara di sini di Korea Selatan mereka ada karena malasnya mereka bekerja , bahkan tidak jarang mereka ” ngetamp ” di tempat selebaran lowongan kerja . Pakaian ? bersepatu , lumayan rapi , sesekali berkacamata hitam . Tidak jarang bermodalkan alat musik untuk sekedar menghibur ” pengiba ” . Selama di sini saya belum pernah menemukan pengemis dan gelandangan berusia muda atau anak anak . Semua dari yang saya temui , mereka adalah berusia lanjut . Di manapaun mereka berada , mereka tanpa ada rasa takut di jaring petugas ketertiban . Hanya saja di beberapa tempat keramaian ada tulisan himbauan untuk tidak memberi uang kepada mereka .
Saya sendiri punya penilaian kurang mengenakkan terhadap pengemis dan gelandangan di sini  . Sudah 2 kali saya memergoki pengemis yang paginya mengemis dan malamnya mabuk mabukkan . Bahkan pada pengalaman pertama saya langsung kena batunya . Kepala saya pernah di pukuli seorang pemabuk tua di pinggiran toko . Dengan nada ” sok pinter ” dia bercerita jalan jalan sukses pengusaha Korea Selatan . Berlagak seperti pahlawan ia katakan kalau kami ( tenaga kerja asing ) mesti berterima kasih kepadanya karena mengurangi angka kemiskinan di negara kami . Anehnya , minggu paginya ia mengemis di stasiun kereta bawah tanah . Saya ingat betul wajah itu , dan tidak akan melupakanya .
Pengalaman kedua di stasiun yang berbeda . Baru pagi harinya memberi seadanya kepada pengemis , sore harinya langsung di kejutkan oleh suara lantang marah marah tidak karuan , ngomel sana sini tidak ada arti , tangan sebelah memegang botol minuman keras . Dalam hati saya mengatakan ” bukankah itu pengemis yang tadi pagi ” . Aneh , dan bener bener aneh . Dari kejadian ini , saya tekadkan untuk sedikit mengamati kegiatan mereka dan lingkungan sekitarnya . Tidak jauh berbeda dengan Indonesia ternyata , di sini sasaran mereka adalah orang asing ( tenaga kerja asing ) yang kurang begitu mengenali mereka . Sementara warga Korea Selatan sendiri , sedikit sekali ( hampir tidak pernah ) yang memberikan iba kepada pengemis ini .
Kalau ingin tau seperti apa kegiatan mereka ( pengemis dan gelandangan ) , coba pagi pagi sampeyan datang ke stasiun kereta bawah tanah setempat dan langsung menuju halaman belakang . Di situ sampeyan akan di kejutkan pemandangan sisi lain dari Korea Selatan . Bagaimana mereka menikmati sisa hidup mereka , dan bagaimana mereka menutupi ” kebutuhanya ” . Dengan kata lain , pengemis tidak hanya di temukan di Indonesia saja . Di negara maju yang seperti ini , pengemis dan gelandangan juga tumbuh subur . Berbeda sekali dengan China , kalau sampeyan ke China coba sampeyan amati pernahkan sampeyan menemukan pengemis ??
Saya di sini hanya menuliskan apa adanya saja , tidak saya tutup tutupi dan juga tidak saya lebih lebihkan . Secara kebetulan yang saya lihat di sini seperti ini . Lain waktu kalau saya menemukan hal hal yang baik , maka akan saya tulis ” baik ” . Teman saya sendiri bilang , kalau saya terlalu banyak mengurusi hal hal yang tidak penting , tidak ada untungnya di kepala dan di masa depan . Dan saya tidak tahu , apakah tulisan seperti ini terasa penting dan bermanfaat bagi sampeyan .
http://catatanpujangga.blogdetik.com/tag/korea-selatan-sebagai-negara-tercanggih-kedua-di-dunia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar